Photobucket

Senin, 22 Juni 2009

Berbagai Pandangan tentang Anak, Karakteristik dan Belajar Anak

oleh : Ida Mukarromah



A. Berbagai Pandangan Terhadap anak
Ø Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan unik. Anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), daya pikir, daya cipta, bahasa dan komunikasi, yang tercakup dalam kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ) atau kecerdasan agama atau religius (RQ) sessuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.Masa usia dini merupakan masa unik dalam kehidupan anak-anak, karena merupakan masa pertumbuhan yang paling hebat dan sekaligus paling sibuk.
Ø Pandangan tentang Anak, oleh Mansur, dalam buku Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam :
* anak sebagai orang dewasa dalam bentuk mini, yang membedakan hanya ukuran dan usianya saja di Eropa pada abad pertengahan.Bahkan di berbagai dunia ketiga, yakni di Amerika Latin dan Asia, anak-anak diharapkan produktif secara ekonomi.
* Anak sebagai orang yang berdosa.
* Anak sebagai Tanaman yang tumbuh.
* Anak sebagai Makhluk Independen.
* Anak sebagai Nikmat, amanat dan fitnah orang tua
* Anak sebagai milik orang tua dan investasi masa depan.
* Anak sebagai generasi penerus orang tua dan bangsa.

Ø Erik H. Erikson (Helm & Turner, 1994 : 64) bahwa periode anak usia dini (4-6 tahun) sebagai fase sense of initiative.Anak harus diberi kesempatan untuk belajar dari kesalahan yang ia perbuat sendiri.
Ø Maria Montessori (Solehuddin 1997 : 27), berpendapat : anak merupakan suatu kutub tersendiri dari dinia kehidupan manusia. Kualitas pengalaman kehidupan anak akanmempengaruhi pola perilaku dan kehidupannya di masa dewasa. Sebaliknya pola kehidupan dan perlakuan orang dewasa terhadap anak akan mempengaruhi pola perkembangan yang dialami anak.
Ø Froebel (Roopnaire,J.L & Johnson, J.E., 1993 :56) masa anak merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga dan merupakan masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia ( a noble and malleable phase of human life) atau masa emas (golden age).
Ø Jean Piaget dan Lev Vygotsky, anak bersifat aktif dan memiliki kemampuan untuk membangun pengetahuannya. Secara mental anak mengkonstruksi pengetahuannya melalui refleksi terhadap pengalamannya. Anak adalah makhluk belajar aktif yang dapat mengkreasi dan membangun pengetahuannya.


B. Karakteristik anak usia dini.
* Kartini kartono mengungkapkan sebagai berikut :
F Bersifat egosentris naïf
F Relasi sosial yang primitive
F Kesatuan jasmani dan rohani yang hampir tidak terpisahkanSikap hidup yang fisiognomis.
* Moeslichatoen R mengemukakan cirri pertumbuhan kejiwaan anak taman kanak-kanak sebagai berikut ;
F Kemampuan melayani kebutuhan fisik secara sederhana suda mulai tumbuh
F Mulai mengenal kehidupan sosial dan pola sosial yang berlaku yang wujudnya tampak, seperti berteman, bergaul dan bekerjasama
F Mulai menyadari dirinya berbeda dengan anak lain yang mempunyai keinginan dan perasaan tertentu
F Masih tergantung pada orang lain dan memerlukan perlindungan dan kasih sayang orang lain
F Belum dapat membedakan antara yang nyata dengan yang khayal
F Mempunyai kesanggupan imitasi dan identifikasi kesibukanorang dewasa dalam bentuk sederhana di sekitarnya melalui kegiatan bermain
F Mulai menunjukkan kemampuan memecahkan persolan dengan berfikir berdasarkan hal-hal konkrit
F Mulai mampu menyesuaikan reaksi emosi terhadap kejadian yang dialami, sehingga anak dapat dilatih untuk menguasai dan mengarahkan ekspresi perasaan dalam bentuk yang lebih baik
F Dorongan untuk mengeksploitasi lingkungan fisik dan sosial mulai tumbuh dengan ditandai seringnya bertanya tentang segala sesuatu kepada orang disekitarnya untuk memperoleh informasi atau pengalaman
Anak usia dini, pertumbuhan yang cepat sekali dalam tahun pertama yang kemudian mengurang secara berangsur-angsur sampai umur 3-4 tahun.
* Dibawah ini beberapa perkembangan yang terjadi pada anak usia dini secara umum :
1. Perkembangan motorik
Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak disebut perkembangan motorik. Secara umum perkembangan motorik bisa dibagi menjadi 2 bagian , yaitu motorik kasar dan halus.
Ketrampilan motorik ini pada dasarnya berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot. Masa lima tahun pertama adalah masa perkembangan emas bagi motorik anak. Hal ini disebabkan pada usia ini badan anak masih begitu lentur dan mudah diarahkan. Ditambah dengan kesenangannya berekplorasi dan seperti tak mengenal rasa takut, maka segala gerakan yang diajarkan pada anak akan dianggapnya sebagai suatu premainan yang menyenangkan. Ciri-ciri perkembangan motorik anak dilihat dari usianya adalah sebagai berikut:
Usia
Motorik Kasar
Motorik Halus
1 - 2 tahun
*Merangkak

*Berdiri dan berjalan beberapa langkah pada sekitar usia 12 bulan
*Berjalan cepat pada usia sekitar 15 bulan
*Cepat-cepat duduk agar tidak jatuh

*Merangkak di tangga

*Menarik dan mendorong benda keras seperti meja atau kursi
*Berdiri di kursi tanpa pegangan
*Melempar bola
*Mengambil benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk
*Mengambil benda kecil dari mangkok
*Membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan.
*Menyususn beberapa balok menjadi menara
*Menuang cairang dari satu wadah ke wadah lain
*Memakai kaos kaki, sepatu sendiri dengan hasil kurang sempurna
*Memutar tombol radio atau TV
*Mengupas pisang dengan hasil kurang sempurna.

2-3 tahun
*Melompat di tempat
*Berjalan mundur hingga 3 meter
*menendang bola dengan mengayunkan kaki
*Memanjat mebel dan berdiri diatasnya
*langsung bangun tanpa berpegang ketika berbaring
*Berjalan jinjit
*Berdiri sebelah kaki
*Naik tangga dengan kaki
*Lompat dari anak tangga terakhir
Mengayuh sepeda

*Membuka gerendel pintu
*Menggenggam pensil
*Melakukan kegiatan dengan satu tangan seperti mencorat-coret
*Membuka tutup stoples
*Menggambar garis lurus serta lingkaran tak beraturan
*Memakai baju lengkap sendiri
*Menggunting dengan hasil kurang sempurna
*Mengancingkan baju dan resleting

Usia
Motorik Kasar
Motorik Halus
3-4 tahun
*Berdiri dengan tumit, tangan disamping, tanpa kehilanagn keseimbangan
*Melompat dengan satu kaki
*Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik
*Berjalan menyusuri papan
*Menggunakan bahu dan siku saat melempar bola hingga 3 meter
*Menangkap bola besar
Mengendarai sepeda roda tiga
* Membawa wadah tanpa menumpahkan isinya

*Menyendok cairan
*Menggambar badan manusia

*Makan dengan sendok garpu
*Mencuci dan melap tangan sendiri
4-5 tahun
*Menuruni tangga langkah demi langkah
*Tetap seimbang ketika berjalan mundur
*Melompati selokan selebar 1/2 meter dengan satu kaki
*Melempar bola melebihi 4 meter
*Membuat belokan tajam dengan sepeda roda tiga
*Memanjat tangga-tangga
*Mengoleskan selai di atas roti
*Memasukkan surat kedalam amplop
*Menggunakan gunting dengan baik meski belum lurus
*Membawa secangkir kopi beberapa meter tanpa tumpah

2. Perkembangan emosi
Emosi memainkan peranan penting dalam hidup seseorang. Tiap bentuk emosi pada dasarnya membuat hidup terasa lebih menyenangkan, karena emosilah anak akan merasakan getaran-getaran perasaan dalam dirinya maupun orang lain. Sejak bayi dilahirkan, emosinya berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan orang tuanya kemudian juga dengan orang-orang lain disekitarnya.
Tahun pertama kehidupan anak merupakan masa penting dan rawan dalam perkembangan emosi anak. Bila orang tua kurang menyadari akan pentingnya arti kualitas hubungan serta sikap penuh kasih sayang pada masa ini, maka anak bisa mengalami berbagai masalah dan agngguan emosiaonal serius di kemudian hari. Sebaliknya bila kebutuhan emosional anak terpenuhi secara seimbang dalam awal kehidupannya di kemudian hari ia puna akan berkembang menjadi individu yang bahagia dan diharapkan mampu mewujudkan potensi-potensinya secara optimal.
Masalah emosional yang sering muncul pada anak usia dini antara lain:
* Rasa cemas yang berkepanjangan atau yang tidak sesuai dengan realitas (fobia)
* Gangguan tidur, gelisah, mengigau dan mimpi buruk.
* Kecenderungan depresi, permulaan dari sikap apatis dan menghindar dari orang-orang di lingkungannya.
* Temper tentrum atau letupan kemarhan anak atau disebut pula mengamuk
* Destruktif atau bertingkah laku yang cenderung merusak benda-benda.
* Hipersensitivitas yang berlebihan, dll.

3. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan sebagai perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat dimana anak berada. Kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan , penerimaan lingkungan serta pengalaman-pengalaman positif lain selama melakukan aktivitas sosial merupakan modal dasar yang sangat penting untuk kehidupan sukses dan menyenangkan di kehidupan masa datang.
Kemampuan sosialisasi anak adalah hasil belajar, bukan sekedar hasil dari kematngan saja. Perkemabngan sosial anak diperoleh dari kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon lingkungan terhadap anak.
Contoh perkembangan sosial yang terjadi pada anak-anak adalah:
* Afiliasi atau kebutuhan untuk bersama orang lain
* Agresifitas yaitu tingkah laku menyerang baik visik maupun verbal atau berupa ancaman karena disebabkan adanya rasa permusushan.
* Clowning (membadut) yaitu gerak tubuh atau perilaku yang tampak kebodoh-bodohan atau konyol.
* Egosentrisme, dimana anak lebih peduli dirinya sendiri daripada orang lain.
* Kemandirian
* Anak menjadi introvert atau ekstrovert
*Umumnya anak memilki satu atau dua sahabat
*Kelompok bermain cenderung lebih kecil dan tak terorgabnisir
*Anak yang lebih muda seringkali bersebelahan dengan anak yang lebih besar
*Pola bermain anak sangat berfariasi
*Perselisihan sering terjadi tapai hanya sebentar saja
*Menyadari peran jenis kelamin dan " sex typing"

4. Perkembangan kognitif
Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berpikir. Kognitif adalah pengertian yang luas mengenaiberpikir dan mengamati, jadi merupakan tingkahlaku-tingkahlaku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara anak berpikir. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dapat digunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan.
Ciri perkembangan kognitif anak usia dini adalah:
* Umumnya telah terampil berbahasa
* Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang.
* Ketrampilan memecahkan masalah
* Belajar ketrampilan mendengarkan
* Berpikir egosentris
* Tertarik dengan warna
* Menulis dalam bentuk cakar ayam
* Tertarik pada huruf dan angka
* Dapat menggambar

5. Perkembangan bahasa & bicara
Sementara anak tumbuh dan berkembang , produk bahasa mereka meningkat dalam kuantitas keluasan dan kerumitannya. Mempelajari perkembangan bahasa biasanya ditujukan pada rangkaian dan percepatan perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa sejak usia bayi dalam kehidupan selanjutnya.
Bahasa dan bicara adalah berbeda. Bahasa adalah mencakup segala bentuk komunikasi, apakah itu bahsa lisan ,tulisan, isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, pantonim, atau seni. Sementara bicara adalah bahasa lisan dalam bentuk yang paling efektif dalam berkomunikasi, juga paling penting dan paling banyak digunakan.

C. Belajar Anak Usia Dini
Beberapa definisi belajar dikemukakan oleh para ahli :
F Skinner
Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif
F Chaplin
Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. Belajar juga proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus
F Hintzman
Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut
F Wittig
Belajar adalah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman
F Reber
Belajar adalah proses memperoleh pengetahuan dan suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat
F Biggs
Belajar secara kuantitatif adalah kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Belajar secara institusional adalahproses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi yang telah dipelajari. Secara kualitatif belajar adalah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa
F Torndike
Belajar adalah hubungan antara stimulus dan respons (Trial and error Learning).
Anak usia dini adalah pelajar yang alami. Berdasarkan penelitian, anak usia 0-5 tahun khususnya pada usia 3 tahun, pertumbuhan dan belajarnya berada pada rentang yang paling cepat dibanding usia sepanjang hidupnya. Masa ini adalah masa terbentuknya kepribadian dasar individu..
Waktu belajar paling baik bagi anak adalah ketika dalam dirinya tumbuh minat atau rasa tertarik untuk melakukannya. Kesempatan ini harus diiringi dengan membantunya meluangkan kesempatan untuk memperhatikannya, mendengarkan, dan berkomunikasi dengan anak karena ini berarti memberikan kepercayaan kepada anak untuk mencoba mengenal, mencoba, dan belajar hal-hal yang baru.Berbagai stimulus belajar, fasilitas perlakuan sangat dianjurkan diberikan sesuai dengan pertumbuhan dan minat belajar anak sehingga perlakuan itu menjadi produktif dan optimal.
Secara konkrit, beberapa hal yang dapat dilakukan dalam proses belajar anak ;
- Mengenalkan kasih sayang
- Memberi semangat atau dorongan
- Memfasilitasi
- Rasa hormat dan menghargai
- Mengenalkan mana yang boleh dan yang tidak boleh
Banyak cara belajar yang dapat dilakukan anak. Sejumlah anak ada yang merasa lebih baik dengan melihat, memperhatikan, atau membaca. Sebagian lagi akan merasa senang belajar dengan mendengarkan. Semua menuntut dan memerlukan aktivitas anak, termasuk mengerjakan sesuatu. Yang pasti, anak akan belajar atau berpikir tentang sesuatu hal yang menarik bagi dirinya dan sesuai dengan kemampuannya.
Manifestasi atau perwujudan perilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan sebagai berikut :
  • Kebiasaan
  • Ketrampilan
  • Pengamatan
  • Berpikir Asosiatif dan daya ingat
  • Berfikir rasional dan kritis
  • Sikap
  • Inhibisi
  • Apresiasi
  • Tingkah laku Afektif.
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi, metode maupun aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keaneka ragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan hidup manusia yang juga bermacam-macam, antara lain :
  • Belajar Abstrak
  • Belajar Keterampilan
  • Belajar sosial
  • Belajar Pemecahan masalah
  • Belajar rasional
  • Belajar Kebiasaan
  • Belajar Apresiasi
  • Belajar pengetahuan.
Dari uraian di atas, sebagai pendidik anak usia dini dalam pelaksanaan proses pembelajaran di taman kanak-kanak haruslah memiliki wawasan yang luas berkenaan dengan karakteristik,perkembangan dan pertumbuhan anak serta cara belajar yang paling disukai anak usia dini agar dapat benar-benar membantu mengembangkan semua potensi yang dimiliki anak.




Posting Komentar

Activitas


About This Blog

santai

  © Blogger template AutumnFall by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP