Berbagai Pandangan tentang Anak, Karakteristik dan Belajar Anak
oleh : Ida Mukarromah
A. Berbagai Pandangan Terhadap anak
Ø Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan unik. Anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), daya pikir, daya cipta, bahasa dan komunikasi, yang tercakup dalam kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ) atau kecerdasan agama atau religius (RQ) sessuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.Masa usia dini merupakan masa unik dalam kehidupan anak-anak, karena merupakan masa pertumbuhan yang paling hebat dan sekaligus paling sibuk.
Ø Pandangan tentang Anak, oleh Mansur, dalam buku Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam :







Ø Erik H. Erikson (Helm & Turner, 1994 : 64) bahwa periode anak usia dini (4-6 tahun) sebagai fase sense of initiative.Anak harus diberi kesempatan untuk belajar dari kesalahan yang ia perbuat sendiri.
Ø Maria Montessori (Solehuddin 1997 : 27), berpendapat : anak merupakan suatu kutub tersendiri dari dinia kehidupan manusia. Kualitas pengalaman kehidupan anak akanmempengaruhi pola perilaku dan kehidupannya di masa dewasa. Sebaliknya pola kehidupan dan perlakuan orang dewasa terhadap anak akan mempengaruhi pola perkembangan yang dialami anak.
Ø Froebel (Roopnaire,J.L & Johnson, J.E., 1993 :56) masa anak merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga dan merupakan masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia ( a noble and malleable phase of human life) atau masa emas (golden age).
Ø Jean Piaget dan Lev Vygotsky, anak bersifat aktif dan memiliki kemampuan untuk membangun pengetahuannya. Secara mental anak mengkonstruksi pengetahuannya melalui refleksi terhadap pengalamannya. Anak adalah makhluk belajar aktif yang dapat mengkreasi dan membangun pengetahuannya.
B. Karakteristik anak usia dini.

F Bersifat egosentris naïf
F Relasi sosial yang primitive
F Kesatuan jasmani dan rohani yang hampir tidak terpisahkanSikap hidup yang fisiognomis.

F Kemampuan melayani kebutuhan fisik secara sederhana suda mulai tumbuh
F Mulai mengenal kehidupan sosial dan pola sosial yang berlaku yang wujudnya tampak, seperti berteman, bergaul dan bekerjasama
F Mulai menyadari dirinya berbeda dengan anak lain yang mempunyai keinginan dan perasaan tertentu
F Masih tergantung pada orang lain dan memerlukan perlindungan dan kasih sayang orang lain
F Belum dapat membedakan antara yang nyata dengan yang khayal
F Mempunyai kesanggupan imitasi dan identifikasi kesibukanorang dewasa dalam bentuk sederhana di sekitarnya melalui kegiatan bermain
F Mulai menunjukkan kemampuan memecahkan persolan dengan berfikir berdasarkan hal-hal konkrit
F Mulai mampu menyesuaikan reaksi emosi terhadap kejadian yang dialami, sehingga anak dapat dilatih untuk menguasai dan mengarahkan ekspresi perasaan dalam bentuk yang lebih baik
F Dorongan untuk mengeksploitasi lingkungan fisik dan sosial mulai tumbuh dengan ditandai seringnya bertanya tentang segala sesuatu kepada orang disekitarnya untuk memperoleh informasi atau pengalaman
Anak usia dini, pertumbuhan yang cepat sekali dalam tahun pertama yang kemudian mengurang secara berangsur-angsur sampai umur 3-4 tahun.

1. Perkembangan motorik
Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak disebut perkembangan motorik. Secara umum perkembangan motorik bisa dibagi menjadi 2 bagian , yaitu motorik kasar dan halus.
Ketrampilan motorik ini pada dasarnya berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot. Masa lima tahun pertama adalah masa perkembangan emas bagi motorik anak. Hal ini disebabkan pada usia ini badan anak masih begitu lentur dan mudah diarahkan. Ditambah dengan kesenangannya berekplorasi dan seperti tak mengenal rasa takut, maka segala gerakan yang diajarkan pada anak akan dianggapnya sebagai suatu premainan yang menyenangkan. Ciri-ciri perkembangan motorik anak dilihat dari usianya adalah sebagai berikut:
Usia | Motorik Kasar | Motorik Halus |
1 - 2 tahun | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
2-3 tahun | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() Mengayuh sepeda | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Usia | Motorik Kasar | Motorik Halus |
3-4 tahun | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() Mengendarai sepeda roda tiga | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
4-5 tahun | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() | ![]() ![]() ![]() ![]() |
2. Perkembangan emosi
Emosi memainkan peranan penting dalam hidup seseorang. Tiap bentuk emosi pada dasarnya membuat hidup terasa lebih menyenangkan, karena emosilah anak akan merasakan getaran-getaran perasaan dalam dirinya maupun orang lain. Sejak bayi dilahirkan, emosinya berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan orang tuanya kemudian juga dengan orang-orang lain disekitarnya.
Tahun pertama kehidupan anak merupakan masa penting dan rawan dalam perkembangan emosi anak. Bila orang tua kurang menyadari akan pentingnya arti kualitas hubungan serta sikap penuh kasih sayang pada masa ini, maka anak bisa mengalami berbagai masalah dan agngguan emosiaonal serius di kemudian hari. Sebaliknya bila kebutuhan emosional anak terpenuhi secara seimbang dalam awal kehidupannya di kemudian hari ia puna akan berkembang menjadi individu yang bahagia dan diharapkan mampu mewujudkan potensi-potensinya secara optimal.
Masalah emosional yang sering muncul pada anak usia dini antara lain:






3. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan sebagai perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat dimana anak berada. Kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan , penerimaan lingkungan serta pengalaman-pengalaman positif lain selama melakukan aktivitas sosial merupakan modal dasar yang sangat penting untuk kehidupan sukses dan menyenangkan di kehidupan masa datang.
Kemampuan sosialisasi anak adalah hasil belajar, bukan sekedar hasil dari kematngan saja. Perkemabngan sosial anak diperoleh dari kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon lingkungan terhadap anak.
Contoh perkembangan sosial yang terjadi pada anak-anak adalah:












4. Perkembangan kognitif
Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berpikir. Kognitif adalah pengertian yang luas mengenaiberpikir dan mengamati, jadi merupakan tingkahlaku-tingkahlaku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara anak berpikir. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dapat digunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan.
Ciri perkembangan kognitif anak usia dini adalah:









5. Perkembangan bahasa & bicara
Sementara anak tumbuh dan berkembang , produk bahasa mereka meningkat dalam kuantitas keluasan dan kerumitannya. Mempelajari perkembangan bahasa biasanya ditujukan pada rangkaian dan percepatan perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa sejak usia bayi dalam kehidupan selanjutnya.
Bahasa dan bicara adalah berbeda. Bahasa adalah mencakup segala bentuk komunikasi, apakah itu bahsa lisan ,tulisan, isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, pantonim, atau seni. Sementara bicara adalah bahasa lisan dalam bentuk yang paling efektif dalam berkomunikasi, juga paling penting dan paling banyak digunakan.
C. Belajar Anak Usia Dini
Beberapa definisi belajar dikemukakan oleh para ahli :
F Skinner
Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif
F Chaplin
Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. Belajar juga proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus
F Hintzman
Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut
F Wittig
Belajar adalah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman
F Reber
Belajar adalah proses memperoleh pengetahuan dan suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat
F Biggs
Belajar secara kuantitatif adalah kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Belajar secara institusional adalahproses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi yang telah dipelajari. Secara kualitatif belajar adalah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa
F Torndike
Belajar adalah hubungan antara stimulus dan respons (Trial and error Learning).
Anak usia dini adalah pelajar yang alami. Berdasarkan penelitian, anak usia 0-5 tahun khususnya pada usia 3 tahun, pertumbuhan dan belajarnya berada pada rentang yang paling cepat dibanding usia sepanjang hidupnya. Masa ini adalah masa terbentuknya kepribadian dasar individu..
Waktu belajar paling baik bagi anak adalah ketika dalam dirinya tumbuh minat atau rasa tertarik untuk melakukannya. Kesempatan ini harus diiringi dengan membantunya meluangkan kesempatan untuk memperhatikannya, mendengarkan, dan berkomunikasi dengan anak karena ini berarti memberikan kepercayaan kepada anak untuk mencoba mengenal, mencoba, dan belajar hal-hal yang baru.Berbagai stimulus belajar, fasilitas perlakuan sangat dianjurkan diberikan sesuai dengan pertumbuhan dan minat belajar anak sehingga perlakuan itu menjadi produktif dan optimal.
Secara konkrit, beberapa hal yang dapat dilakukan dalam proses belajar anak ;
- Mengenalkan kasih sayang
- Memberi semangat atau dorongan
- Memfasilitasi
- Rasa hormat dan menghargai
- Mengenalkan mana yang boleh dan yang tidak boleh
Banyak cara belajar yang dapat dilakukan anak. Sejumlah anak ada yang merasa lebih baik dengan melihat, memperhatikan, atau membaca. Sebagian lagi akan merasa senang belajar dengan mendengarkan. Semua menuntut dan memerlukan aktivitas anak, termasuk mengerjakan sesuatu. Yang pasti, anak akan belajar atau berpikir tentang sesuatu hal yang menarik bagi dirinya dan sesuai dengan kemampuannya.
Manifestasi atau perwujudan perilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan sebagai berikut :
- Kebiasaan
- Ketrampilan
- Pengamatan
- Berpikir Asosiatif dan daya ingat
- Berfikir rasional dan kritis
- Sikap
- Inhibisi
- Apresiasi
- Tingkah laku Afektif.
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi, metode maupun aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keaneka ragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan hidup manusia yang juga bermacam-macam, antara lain :
- Belajar Abstrak
- Belajar Keterampilan
- Belajar sosial
- Belajar Pemecahan masalah
- Belajar rasional
- Belajar Kebiasaan
- Belajar Apresiasi
- Belajar pengetahuan.
Dari uraian di atas, sebagai pendidik anak usia dini dalam pelaksanaan proses pembelajaran di taman kanak-kanak haruslah memiliki wawasan yang luas berkenaan dengan karakteristik,perkembangan dan pertumbuhan anak serta cara belajar yang paling disukai anak usia dini agar dapat benar-benar membantu mengembangkan semua potensi yang dimiliki anak.